Kamu udah bosen jadi pegawai ? udah bosen terus-terusan di suruh-suruh sama si bos ? mungkin kamu pengen nyoba buka usaha dengan modal kecil ? usaha modal kecil laba 2 kali lipat. Mungkin bisa jadi alternatif bagi kamu yang sudah bosen jadi karyawan dan pengen nyoba jadi bos sendiri. Yaa di kota solo ini memang masih hampir sama dengan yogyakarta yang masih mempertahankan ke khas an budayanya. Oleh karena ituu ada banyak sekali peluang usaha yang tersedia disolo. Mulai dari banyaknya lapangan kerja, usaha modal besar, usaha menengah, usaha modal kecil, sampai usaha kecil mikro pun ada di solo. Namun banyak sekali orang yang gagal sebelum berperang, yaitu orang-orang yang takut memulai usaha karena taku akan bangkrut dikemudian hari. Kota solo sendiri adalah kota yang terkenal akan keramahan warga-warganya. Tidak terkenal kejam seperti jakarta atau kota lainnya. Hal ini lah yang membuat solo cocok untuk dijadikan tempat untuk memulai usaha
Popcorn atau berondong jagung bisa dikatakan menjadi cemilan utama saat kita menonton film, terutama di bioskop. Biji Jagung dipanaskan dengan bumbu seperti garam dan mentega,lalu mengembang dan seakan meledak saat menemani kita menonton film.
Dengan proses memasak yang meledakkan biji jagung melalui bunyi “pop,” makanan tersebut menjadi makanan ringan terpopuler dalam dunia perbioskopan.
Apakah Anda tahu mengapa popcorn menjadi cemilan pilihan di bioskop? Untuk mengetahuinya mari kita lihat sejarah makanan tersebut.
Seperti yang dilansir dari smithsonianmag.com yang mengutip buku Popped Culture, makanan tersebut ditemukan di Amerika Selatan dengan sejarah panjang produksi makanan berbasis jagung di Amerika Tengah.
Perdagangan membawa biji-biji jagung tersebut menuju utara, lebih tepatnya Amerika Utara. Andrew Smith selaku penulis tersebut menyatakan bahwa para penangkap ikan paus dari Amerika Utara menemukan popcorn di Chili di awal abad ke-19.
Mereka membawa ke wilayah Amerika Serikat dan tren secara tidak langsung ini memberikan tempat istimewa pada popcorn sebagai sebuah cemilan.
Popcorn dapat diakses di berbagai tempat seperti sirkus, festival, dan tempat hiburan lainnya di Amerika Serikat. Kemudian bagaimana dengan teater atau bioskop?
Pada faktanya mereka tidak menjual popcorn pada masa ketenaran awal cemilan tersebut. Menurut filmmakeriq.com, industri film beserta bioskop ingin memberikan kesan yang berkelas kepada para konsumen.
Mereka mengikuti konsep teater tradisional dengan lobi besar, perabotan elegan seperti lampu gantung, dan tentu saja karpet mewah. Pihak manajemen tidak menginginkan kotoran dan aroma yang ditimbulkan oleh popcorn yang merupakan makanan rakyat di bangunan mereka. Akan tetapi masa megubah segalanya yang didukung oleh ekonomi dan teknologi.
Menurut mentalfloss.com tahun 1927 menjadi pengubah segalanya dengan film-film bersuara. Menonton film menjadi aktivitas yang dapat dinikmati seluruh kalangan yang berjalan sejajar dengan krisis ekonomi yang dinamakan dengan Great Depression.
Warga Amerika menginginkan hiburan murah yang dapat menjauhkan diri mereka dari kenyataan dan bioskop memberikan kenyamanan tersebut melalui usaha mereka.
Popcorn hadir menjadi makanan segala kalangan yang seringkali diselundupkan penonton. Mereka membeli di pinggir jalan atau dekat bioskop dan membawanya kedalam.
Popcorn berhasil menyelundupkan dirinya menuju tempat mewah yang mengajaknya turun sejajar dengan seluruh masyarakat dalam penikmatan hiburan.
Pada akhirnya cemilan tersebut melekat dalam menonton layar lebar dan bioskop mulai menjual popcorn untuk menambahkan keuntungan mereka.
sumber : http://www.tribunnews.com/travel/2016/05/12/ini-ceritanya-mengapa-orang-nonton-di-bioskop-cemilannya-selalu-popcorn?
Komentar
Posting Komentar